Ada beberapa tipe orang di bumi. Ada orang yang perasa, ada orang yang peka, ada orang yang tidak memiliki empati, belas kasih, dan ada orang yang malah bodo sangat dengan keadaan dekat. Ada beberapa tipe orang. Ini kali kita akan mangulas pertanyaan karakter perasa. Bisa saja jika disebutkan perasa, itu akan sama dengan wanita. Di mana wanita lebih perasa, lebih menggunakan perasaan, lebih menggunakan rasa. Tapi tidak selama-lamanya wanita saja yang perasa, ada juga mengapa pria yang memiliki karakter perasa. Di mana dia memiliki karakter yang lebih peka, akhirnya dia lebih liabel dan seperasa itu. Seperti seperti wanita.
Sangat Sulit Jadi Seorang Perasa Karena Dia Menaruhkan Banyak Hal
Dan tidak mudah loh buat jadi seorang yang perasa. Karena mereka akan sangat peka dengan penggantian. Akhirnya mereka akan rasakan jika ada penggantian. Jika ada yang tidak usai, mereka akan sangat rasakan itu. Dan itu membuat hati tidak aman. Akhirnya mereka jadi tipe yang bila kembali suka bisa suka sekali, dan pilu, bisa sesedih itu. Karena karakter perasa mereka. Mereka akan peka dengan aura seseorang. Mereka akan lebih liabel akan penggantian ke orang.
Misalkan disaat dia bertemu sama orang, dengan melihat ekspresi wajah wajahnya saja, atau ada beberapa tindakan seorang, yang rasa-rasanya bila seseorang perhatikan wajar saja. Tapi untuk orang perasa dengan itu mereka bisa rasakan orang itu kembali suka, atau pilu, kembali ada persoalan, kembali geram. Mereka akan lebih liabel dengan hati- hati itu. Karena beberapa orang yang akan rahasiakan rasa pilu mereka, rahasiakan rasa geram, atau sedih. Tapi orang yang perasa mereka akan mengenal hati- hati itu, walau sudah dicoba buat tertutupi.
Ada plus kurang disaat jadi seorang perasa. karena karakter perasa mereka itu membuat mereka jadi seorang yang tidak tegaan. Akhirnya mereka sering dipakai oleh orang. Beberapa orang yang memakai kebaikan mereka. Akhirnya terkadang mereka ingin jadi seperti orang pada umumnya yang bisa tega. Yang mudah tega ke orang. Terkadang mereka ingin seperti itu, tapi kondisinya tidak mendukung. Mereka memang tercipta sebagai seorang yang perasa.