Jika dilihat ini seperti film, drama korea. Yang rasanya ada loh kasus seperti ini. Tapi ya memang benar ini terjadi di Indonesia. Dimana apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Apa yang kita lihat di film, dan series yang rasanya itu cuman adalah sebuah cerita fiktif, tapi jika kalian ke ibukota semua hal itu ada-ada saja terjadi. Itu kenapa orang bisa memiliki ide untuk membuat alur cerita film seperti itu. Bukan hanya karena imajinasi semata. Tapi karena dia melihat dari apa yang terjadi, dan menjadikan itu sebagai salah satu referensi untuk membuat naskah film atau series atau ftv yang seperti kita lihat di layar kaca.
Sebagian Besar Apa Yang Kita Tonton Di Layar Kaca Adalah Sesuatu Yang Benar Terjadi Di Dunia Nyata
Banyak sekali orang yang berpikir semua yang mereka lihat di layar kaca, yang mereka tonton di bioskop, atau series dan FTV yang mereka saksikan sehari-hari adalah hanya sekedar imajinasi seseorang, adalah karya fiktif, yang diambil dari buku dan direpresentasikan ke dalam sebuah film. Tapi ternyata tidak juga loh. Mungkin kalian yang berada di daerah-daerah, berpikir seperti itu. Tapi jika kalian ke kota-kota besar, khususnya ibu kota Jakarta. Ada banyak sekali kejadian-kejadian serupa. Sehingga tidak kaget jika orang melihat hal seperti itu.
Karena orang yang membuat jalan cerita sebuah film mereka tidak mungkin hanya langsung jebret, ada ide dan imajinasi dan langsung dibuat film. Tapi mereka akan melihat dari kejadian-kejadian yang terjadi di sekeliling mereka. Kejadian yang terjadi di masyarakat. Dan mereka akan menjadikan itu referensi dan mereka akan mengolah lagi sehingga terjadilah alur cerita yang kita saksikan di layar kaca. Jadi bukan berarti apa yang kita saksikan itu tidak ada terjadi di dunia. Ada-ada saja yang terjadi. Tapi kita yang tidak tahu.
Bisa dibilang jahat, tapi itulah dunia, akan selalu ada oknum-oknum jahat. Ada-ada saja orang-orang jahat dan orang yang begitu tega. Ya memang ada. Banyak sekali orang-orang seperti itu di sekitar kita. Tapi kita saja yang menutup telinga dan mata kita untuk semua itu, karena tidak terima akan kenyataan. Bahwa dalam kenyataan ada sebenarnya kejahatan itu. Dan sejahat itu. Kita terlalu takut untuk mengakuinya.